Scroll to top

Anak-Anak Senang, Pedagang Es Ini Terbantu MBG Polda Riau

Author
By administrator
31 Okt 2025, 17:45:27 WIB Riau
Anak-Anak Senang, Pedagang Es Ini Terbantu MBG Polda Riau

GEGAS.CO || PEKANBARU — Senyum Alfasusri (34), pedagang es kelapa di Kelurahan Sukajadi, terlihat lebih lega dari biasanya. Sejak anak-anaknya mendapat makan bergizi gratis (MBG) dari program Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Riau, beban ekonomi keluarga sedikit terangkat.


“Biasanya tiap pagi saya siapkan nasi buat anak-anak ke sekolah. Sekarang alhamdulillah sudah ditanggung, dan menunya pun bergizi,” kata Alfa, Kamis (30/10/2025).


Pria yang akrab disapa Alfa itu memiliki tiga anak, dua di antaranya duduk di bangku SD. Dengan penghasilan harian yang tak menentu, program MBG ini sangat berarti.


“Uang bekal bisa dialihkan untuk beli sepatu atau perlengkapan sekolah lainnya. Anak-anak pun senang, makanannya enak dan bergizi,” tuturnya.


Menurut dia bantuan pangan dari SPPG bukan sekadar makanan, tetapi kepastian masa depan anak-anak dari keluarga sederhana seperti dirinya. Ia berharap program ini bisa berjalan setiap hari dan menjangkau lebih banyak sekolah.




Naker Lokal 


Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan sebelumnya meresmikan Dapur SPPG 2 Polda Riau di Jalan WR Supratman, Kecamatan Sail, Kota Pekanbaru. 


Dalam sambutannya, Jenderal Polisi yang akrab disapa "Herrymen" ini membeberkan setiap Dapur bergizi ini mampu menyerap sekitar 38 pekerja. 


"Dengan sembilan unit yang sudah beroperasi, sudah lebih dari 300 masyarakat mendapat pekerjaan,” katanya kepada awak media, Kamis (30/10/2025) lalu. Suaranya tenang, namun terasa menggelegar oleh keyakinan.


Program Sentra Pangan Peduli Gizi (SPPG) yang ia gagas bukanlah proyek mercusuar yang jauh dari rasa. Ini adalah dapur-dapur yang berasap, diisi oleh para ibu-ibu lokal yang dengan cermat memotong sayuran, mengaduk kuali, dan membungkus nasi kotak penuh gizi. Dari dapur-dapur inilah, lebih dari 3.000 anak dari enam sekolah di sekitar wilayahnya setiap harinya mendapat jaminan satu kali makan yang bermartabat.


Namun, SPPG adalah cerita tentang dua sisi mata uang yang saling menguatkan. Di satu sisi, ia adalah perisai melawan stunting dan kekurangan gizi—musuh tak kasat mata yang menggerogoti potensi Generasi Emas Indonesia 2045. Di sisi lain, ia adalah mesin pencipta lapangan kerja yang riil. 


Setiap “Dapur Polisi” ini menjadi sentra ekonomi mikro, menggerakkan roda kehidupan ratusan keluarga.


“Ini menjadi bagian dari komitmen kami mendukung program Pemerintahan Prabowo–Gibran,” ujar Herryman, menempatkan inisiatif lokalnya dalam peta nasional yang lebih besar. Sebuah visi yang ia wujudkan dengan target konkret: 15 unit SPPG akan berdiri di seantero Riau.


Yang tak kalah diperhatikan adalah mutu. Dalam narasi besar tentang bantuan pangan, seringkali kualitas menjadi korban. Tapi tidak di sini. 




Polda Riau menegaskan, ada mata yang tak pernah lelap mengawasi. Mulai dari proses produksi, distribusi, hingga ketika kotak makanan itu sampai di tangan anak-anak. Ini adalah soal kepercayaan. Kepercayaan bahwa yang disantap anak-anak itu adalah yang terbaik yang bisa negara berikan.


Maka, di balik statistik 300 tenaga kerja dan 3.000 penerima manfaat, ada cerita-cerita kecil yang lebih hangat. Ada seorang ibu yang kini bisa menyekolahkan anaknya dari honor sebagai juru masak di dapur SPPG. Ada seorang anak yang sebelumnya mengantuk di kelas karena perut keroncongan, kini bisa berkonsentrasi dan tertawa lepas.


Herryman dan “Dapur Polisi”-nya mungkin tak akan menyelesaikan semua persoalan dengan sekali sentak. Tapi ia telah menyalakan kompor harapan.


Sebuah pengingat, bahwa kadang, jawaban untuk masa depan yang gemilang justru dimulai dari sebuah dapur sederhana, di ujung kota, yang penuh dengan aroma masakan dan dedikasi. * (Denny W)


Bagikan Artikel Ini:

Tinggalkan Komentar dengan Akun Facebook:
Tulis Komentar