Dugaan Penyelewengan Dana PI Rp3,5 T, Ratusan Demonstran Desak Kejati Periksa SF Hariyanto

GEGAS.CO || PEKANBARU - Lebih kurang 500-an demonstran yang menamakan diri Gerakan Pemuda Mahasiswa Pekanbaru Peduli Keadilan (GPMPPK), Rabu (21/8/2024) sore, menggelar aksi damai di gerbang masuk Gedung Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau.
Selain berorasi secara bergantian, massa GPMPPK membentangkan beberapa spanduk yang berisikan wajah SF Hariyanto, eks Penjabat Gubernur Riau (Pj Gubri) dengan tulisan '' PENEMPATAN DANA PI 10% SENILAI 3,5 T KE BANK BUMN MALAH MERUGIKAN BUMD BANK BRK AKIBAT TERJADI KERUGIAN 400M''
Lalu ada juga memuat wajah Akmal Abbas, SH, MH dengan tulisan di dalam spanduk; ''COPOT KEJATI RIAU DIDUGA KONGKALIKONG DENGAN THOMAS LARFO DIMIERA'' dan beberapa spanduk lainnya.
Baca Lainnya :
- LP-KPK Riau Laporkan Dugaan Korupsi Internet Kominfo Siak0
- Demo di Mabes Polri, Aliansi Petani Kampar: Tangkap dan Tahan Caleg Terpilih Terduga Mafia Tanah0
- Kejati Didesak Usut Tuntas Dugaan Mega Korupsi Berjemaah SPPD Fiktif di DPRD Riau0
- Pj Wako Risnandar Diminta Copot Kabid Pengelolaan Sampah DLHK Pekanbaru0
- Kapolda, Pangdam, Pj Gubernur Sumsel Tinjau Jembatan yang Roboh Tertabrak Tongkang0
Dalam orasinya, Koordinator Lapangan (Korlap) GPMPPK Robby Kurniawan mendesak penyidik Kejati untuk mengusut tuntas penyelewengan dana bagi hasil atau Participating Interest (PI) 10 persen dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang totalnya mencapai Rp3,5 triliun.
Dana PI PHR yang senilai Rp. 3,5 triliun itu, Pemprov Riau menerima bagian sebesar 50 persen. Namun anehnya, mestinya di setor melalui Bank Pemerintah Daerah, yakni Bank Riau Kepri (BRK) Syariah, tetap malah disimpan di bank pemerintah.
''Kalau tidak disimpan atau disalurkan melalui BRK Syariah, sudah otomatis dana itu tidask menghasilkan deviden untuk daerah. Yang bertanggungjawab dalam hal ini, mantan Penjabat Gubernur Riau, SF Harianto,'' tukasnya.
Robby menambahkan, SF Hariyanto selaku Pj Gubernur Riau ketika itu tidak memikirkan daerah namun justru mengedepankan kepentingan pribadi. ''Oleh sebab itu, kami minta kasus ini segera diusut karena nilai rupiah mencapai triliun,'' pungkasnya.
Khusus untuk Kepala Kejati (Kajati) Riau, Akmal Abbas, para demonstran berharap serius menindaklanjuti laporan dugaan masyarakat terkait beberapa kasus tindak pidana korupsi. Dugaan ketidakseriusan itu tampak ketika 3 kali mereka aksi meminta diselidiki kasus dugaan korupsi proyek Payung Elektrik, Masjid Agung Annur Riau, tapi hingga kini tidak direspons.
''Termasuk Bapak Kajati Riau ini tidak pernah memintai keterangan SF Hariyanto dalam kasus dugaan korupsi Payung Elektrik. Padahal yang pertama kali mengungkap kasus ini adalah SF Hariyanto yang ketika itu masih menjabat Sekdaprov Riau,'' tukasnya.
Usai berorasi lebih kurang 45 menit, massa pengunjukrasa diterima aspirasinya Zikrullah, Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) dan Humas Kejati Riau. Kepada massa pengunjukrasa, dia berjanji akan meneruskan apa yang menjadi tuntutan mereka sore ini.
''Saya akan meneruskan tuntutan adik adik mahasiswa ini ke pimpinan,'' janjinya.
Setelah mendengar jawaban itu, massa pun membubarkan diri dengan tertib. Namun sebelum meninggalkan lokasi aksi, mereka mengancam akan melakukan aksi serupa dengan massa yang lebih banyak lagi, jika tuntutan mereka tidak ditanggapi.
Sementara itu, SF Hariyanto yang diminta tanggapan terkait tuntutan massa pengunjukrasa, hingga berita ini diturunkan tidak merespon upaya konfirmasi Gegas.co. * (Denny W)
