Klarifikasi SPBU Batu Enam Rohil Soal Video Viral Emak-emak Ngamuk: Ini Fakta Sebenarnya!

GEGAS.CO || BAGANSIAPIAPI – Sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita mengamuk saat mengantri di SPBU Batu Enam, Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), viral di media sosial (medsos).
Video tersebut memicu berbagai spekulasi, mulai dari dugaan pungutan liar hingga kesalahan pengelola SPBU. Namun, pihak SPBU memberikan penjelasan resmi bahwa kejadian tersebut murni konflik antar-konsumen, bukan kelalaian petugas.
Menurut Abdi Nata, Pengawas SPBU PT. SPRH Rohil, insiden terjadi ketika seorang wanita hendak mengisi 46 jerigen BBM. Sebanyak 44 jerigen telah terisi, sementara 2 lainnya masih kosong. Situasi memanas ketika konsumen lain memprotes, memicu pertengkaran verbal hingga adu mulut.
Baca Lainnya :
- Dukung Penuh Program Presiden Bangun 3 Juta Rumah, Bupati Bistamam: Harus Dikejar demi Rakyat Rohil0
- Warga Rohil Protes Praktik Adu Domba, Bentangkan Spanduk di Bundaran Ikan0
- Pemkab Rohil Perkuat Ekosistem Investasi, Bupati Bistamam Paparkan Potensi Daerah di Jakarta0
- Pemkab Rohil Siapkan Sungai Sirih Jadi Destinasi Wisata Unggulan0
- Panen Raya Perdana, Wabup Rohil Dukung Kemandirian Pangan di Pasir Putih0
Yang menarik perhatian, suami dari wanita tersebut justru merekam kejadian alih-alih melerai. "Seharusnya, seorang suami mendamaikan, bukan malah mengabadikan konflik," tegas Abdi Nata saat dikonfirmasi media, Minggu (1/6/2025).
Meski SPBU tidak terlibat langsung, narasi negatif yang beredar di media sosial dinilai merugikan reputasi perusahaan. Untuk meredakan situasi, pihak SPBU telah mendamaikan kedua belah pihak dengan melibatkan Bhabinkamtibmas setempat.
Tak hanya itu, SPBU juga mengirim surat ke Dinas Perikanan agar kejadian serupa tidak terulang. "Kami mempertimbangkan untuk meminta OPD meninjau ulang izin kelompok pengisian BBM, tapi tetap memikirkan mata pencaharian mereka," kata Abdi Nata.
Dia berharap masyarakat tidak terprovokasi informasi yang tidak valid. "Kami minta publik melihat fakta secara jernih, bukan berdasarkan narasi yang belum tentu benar," pungkasnya.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan polemik di media sosial dapat mereda dan masyarakat lebih bijak menyikapi informasi yang beredar. *(Ian)
