DI TENGAH hamparan perkebunan sawit dan sumur minyak tua di jantung Riau, berdiri sosok yang tak banyak bicara, namun jejak kinerjanya berbicara lantang. Namanya Irdas Muswar — seorang geolog, pemimpin lapangan, sekaligus penggerak komunitas profesional yang telah lebih dari dua dekade mengabdi di industri migas Indonesia.
Kini ia menjabat sebagai Team Manager Minas, Pertamina Hulu Rokan (PHR), memimpin salah satu lapangan minyak waterflood terbesar di Asia Tenggara. Di tangan dinginnya, lapangan yang dulu menghadapi laju penurunan produksi hingga dua digit, berhasil dikendalikan. Decline rate yang sebelumnya mencapai 11 persen, ditekan hingga tinggal 4 persen.
“Tidak ada yang mustahil ketika kita kembali ke dasar,” ujarnya suatu sore di sela inspeksi lapangan.
“Kami menyebutnya Back to Geology — memahami bumi bukan hanya dengan data, tapi dengan hati dan logika.”
Program Reservoir Management Transformation “Back to Geology” yang ia kembangkan bukan sekadar jargon teknis.
Dia menggabungkan analisis subsurface klasik dengan kecerdasan buatan (AI), menciptakan model prediksi baru yang meningkatkan efisiensi eksplorasi dan optimasi sumur. Hasilnya, bukan hanya peningkatan produksi, tapi juga efisiensi biaya dan pengetahuan baru yang memperkaya ekosistem migas nasional.
Dari Duri ke Dunia
Lahir di Duri, 10 Agustus 1976, Irdas tumbuh di tengah atmosfer industri migas yang begitu melekat dengan identitas Riau. Setelah menamatkan pendidikan di Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Dia bergabung dengan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), tempat ia menimba pengalaman selama lebih dari 24 tahun.
Tahun 2010 menjadi salah satu momen penting dalam kariernya. Seusai mengikuti program Career Development Assignment di Perth, Australia, dia bersama dua rekannya menemukan step out well di Libo Area, Asih North.
Temuan itu mendongkrak produksi hingga 5.000 barel per hari — pencapaian yang membuat namanya dikenal di kalangan profesional migas.
Ketika era baru dimulai dengan peralihan blok Rokan ke Pertamina Hulu Rokan, Irdas memilih tetap di jalur pengabdian. “Energi adalah nadi negeri ini,” katanya. “Saya ingin terus memastikan bahwa setiap tetes minyak memberi manfaat bagi bangsa.”
Pemimpin yang Turun ke Lapangan
Sebagai pemimpin, Irdas bukan tipe yang hanya memimpin dari balik meja. Tahun 2021, saat terjadi semburan gas biogenik di Ponpes Al Ihsan, Tenayan Raya, Pekanbaru, ia turun langsung ke lokasi bersama tim Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Riau — organisasi yang sudah dua periode ia pimpin.
Bagi Irdas, geologi bukan sekadar ilmu tentang batuan, tapi juga tentang kehidupan. Ia percaya, seorang geolog sejati harus hadir saat masyarakat membutuhkan pengetahuan kebumian untuk keselamatan bersama.
Selama memimpin IAGI Pengda Riau, Irdas membawa organisasi ini menjadi salah satu pengda paling progresif di Indonesia. Ia menggagas berbagai seminar nasional strategis — dari Gross Split : Dampak Terhadap Pengelolaan Migas dan Pembangunan Daerah” (2017), hingga “Asa Migas untuk Riau” (2022).
Dia juga mencatat sejarah lewat Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IAGI ke-47 di Pekanbaru tahun 2018 yang untuk pertama kalinya menerapkan konsep paperless. Semua dokumen dan materi diakses melalui tablet digital, menjadikan IAGI Riau pionir dalam efisiensi dan ramah lingkungan.
“Paperless bukan hanya soal efisiensi, tapi juga pesan ekologis. Geolog harus jadi pelopor, bukan penonton,” ungkapnya.
Tak berhenti di situ, IAGI Riau juga aktif menggelar program sosial, field trip edukatif, penanaman pohon, hingga kampanye PHR Goes to School Bersama IAGI” — memperkenalkan geosains pada siswa sekolah menengah di berbagai daerah di Riau.
Ksatria Merah Putih
Lebih dari sekadar manajer lapangan atau ketua organisasi, Irdas Muswar adalah simbol dari spirit perwira Pertamina: disiplin, berdedikasi, dan menjunjung tinggi komitmen kebangsaan.
Baginya, setiap tugas bukan hanya soal angka produksi, tapi tentang makna pengabdian. “Saya ingin setiap langkah kerja saya menjadi kontribusi bagi ketahanan energi nasional. Kita semua punya tanggung jawab menjaga Indonesia tetap menyala,” katanya.
Dengan pengalaman 28 tahun lebih di dunia migas, kemampuan manajerial di bidang Asset Optimization, Development Geology dan Project Management serta semangat nasionalisme yang kuat, Irdas menjadi salah satu wajah nyata dari profesional energi yang tak hanya bekerja dengan otak, tetapi juga dengan nurani.

Menatap Masa Depan
Dalam pandangan Irdas, tantangan industri migas masa depan adalah technology capacity — kemampuan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan menjadikannya bagian dari strategi nasional.
“Energi itu evolutif. Tapi manusia tetap inti dari semua itu. Karena pada akhirnya, yang menjaga bumi ini bukan mesin, melainkan kesadaran,” tuturnya menutup perbincangan dengan senyum hangat.
Dari Duri untuk Indonesia, dari bumi Melayu untuk dunia — Irdas Muswar terus menyalakan semangat, memastikan energi negeri ini tak pernah padam. * (Denny W)
