Yayasan SALAMBA Prihatin: Warga Diterkam Harimau Akibat Hutan Terdeforestasi
GEGAS.CO || SIAK SRI INDRAPURA - Konflik antara manusia dengan harimau semakin sering terjadi akibat hutan yang terdeforestasi.
Demikian diungkapkan Ir. Ganda Mora M.Si, Direktur Eksekutif Sahabat Alam Rimba ( SALAMBA) kepada wartawan, Kamis (18/7/2024).
Baca Lainnya :
- GEMAR Desak Polda Riau Ambil Alih Pengusutan Kasus Dugaan Korupsi Ketua DPRD Siak0
- Direktur PT SPS : Tak Ada Penjualan Aset Pemda di KlTB, Hanya Alih Pemanfaatan Lahan0
- Melawan Lupa: Kasus Dugaan SPPD Fiktif DPRD Siak, Apakabar?0
- Wabup Lepas Tim Peduli IKAPABASKO Siak Peduli Bencana Sumbar0
- Dugaan KKN di PT BSP Bakal Dilaporkan ke KPK0
Menurut Ganda, terjadinya interaksi negatif antara manusia vs harimau dipicu oleh persaingan ruang di mana manusia semakin mempersempit habitat harimau khususnya di Provinsi Riau.
Sehingga harimau berkeliaran dan memangsa setiap makhluk yang berpapasan dengannya termasuk manusia. Seperti terjadi Selasa lalu, seorang pekerja perkebunan kelapa sawit di areal PT SAS , bernama Yasionia Zega (43) Desa Tanjung PAL Kecamatan Sei Apit, Kabupaten Siak ditemukan tewas mengenaskan.diduga korban diterkam harimau ini ditemukan dengan kepala terpisah dari badannya.
Kejadian tersebut terjadi di daerah jalan lintas arah ke koridor perusahaan sawit PT .SAS tepatnya RT 03 RK 04 Dusun 2 Kampung Penyengat, Tanjung PAL Kecamatan Sungai Apit, Selasa (16/07) pukul 23. 30 WIB.
Informasi yang dihimpun SALAMBA korban awalnya pergi buang air kecil ke parit kanal sendirian, Selasa (16/7/2024) sore. Kemudian malamnya warga sekitar menemukan korban sudah tidak bernyawa dengan kepala.
Ir. Ganda Mora.M.Si merasa prihatin atas kejadian tersebut dimana harimau telah kehilangan habitat akibat lingkungan nya telah dirusak oleh manusia.
Sehingga harimau Sumatera tersebut memasuki areal perkebunan kelapa sawit PT.SAS milik Anton , pengusaha asal Medan yang mempekerjakan cukup banyak Karyawan dan membuka areal kelapa cukup luas.
Ganda menduga pembukaan lahan tersebut belum tentu memiliki AMDAL dan perizinan seperti IUP dan HGU.
Direktur Eksekutif SALAMBA menambahkan akibatnya kurang memperhatikan lingkungan yang berujung terjadinya harimau memangsa manusia.
Menurut keterangan warga bahwa di sekitar kawasan tersebut ada 8 ekor harimau berkeliaran dan terus mengancam keselamatan warga. Warga merasa heran pihak BBKSDA belum melakukan upaya penyelamatan dan perlindungan satwa terkhusus harimau.
SALAMBA kata Ganda, khawatir lama kelamaan harimau tersebut akan terbunuh karena telah mengancam keselamatan masyarakat.
"Tentu daripada korban manusia akan semakin bertambah tidak menutup kemungkinan terjadi hukum rimba siapa yang kuat itulah yang bertahan hidup, sehingga kita menyesalkan pihak KSDA sampai saat ini belum ada tindakan," pungkasnya. * (rls/Marden)
