MERANGKAI PERADABAN KARO, KARO BUKAN BATAK

By administrator 02 Feb 2025, 18:38:14 WIB Opini
MERANGKAI PERADABAN KARO, KARO BUKAN BATAK

BUNG Karno bicara JASMERAH (Jangan Sekaki-kali Melupakan Sejarah). Pramoedya Ananta Toer bicara: Sejarah itu Cermin untuk melihat masa lalu.

Bangsa yang tidak belajar dari masa lalunya akan mengulangi kesalahan yang sama- yang pernah dia buat di masa lalu itu.

Pertanyaan:

Baca Lainnya :

Punya kah Bangsa Karo itu Cermin?

Jawaban: Punya tapi pecahan kecil kecil- bukan Cermin yang utuh.

Nah, untuk mendapatkan Cermin yang utuh itulah maka kita mendirikan Yayasan yang kita beri nama Karo Foundation.

Menggali sejarah Asal Usul manusia Karo, menggali Peradabannya- Aksara,  Sejarah, termasuk sejarah Kerajaan Aru/Haru adalah Misi Utama Karo Foundation ini.

Yang lain lain adalah Secondary.

Ini harus menjadi tekad kita bersama tanpa ragu ragu, tanpa ini itu.

Setiap anak kecil mau tahu siapa Bapa nya, siapa Nande nya, siapa Nini Bulang-nya.

Begitu juga setiap Bangsa ingin kenal siapa Moyang nya, dari mana Asal Usul Moyang nya.

Sayang sekali, dalam hal ini kita Bangsa Karo jauh ketinggalan dari Saudara saudara kita Bangsa Jawa.

Mereka dapat mencatat tahapan tahapan Peradaban Jawa dari 10,000 tahun SM sampai sekarang.

Dan kita Karo hanya mampu sedikit cubit sini sedikit cubit sana.

Dan narasi narasi yang ada itu pun  tidak coherent, tidak sinkron satu dengan yang lain.

Hari ini, saat ini juga ada Suku Suku Karo di Afrika Timur, di Ethiopia, di India.

Semua bergelar Karo- Karo Tribes

Di India di Negara Bagian Uttarakhand, di bawah kaki Himalaya, di selatan Nepal, hidup Suku Karo.

Juga di Negara Bagian Meghalaya, di kaki Himalaya ada Suku Garo- mereka mengaku sama dgn Karo- (namun perlu diteliti lebih lanjut.)

Mereka baik yang di Afrika maupun yang di India  sudah eksis jauh sebelum Karo ada di Sumatera Utara.

Jadi untuk mengenal masa lalu kita Bangsa Karo, harus di mulai dari penelitian masa Purbakala sampai abad ke-20.

Saya membaginya dalam 4 Fase:

Fase ke-1:

Dari Purbakala, minimum dari 7000 tahun kebelakang sampai abad 1 SM.

Fase-2 :

Mulai dari abad 1 Masehi sampai abad 19 M (tahun 1800)

Ini adalah periode dimana yang tadinya Suku  mulai  berkembang jadi Bangsa. Mulai lahir Peradaban Karo dgn munculnya Aksara Karo, muncul Kerajaan Aru/Haru, Raja Raja Urung. Juga terjadi kehancuran Haru, munculnya Kesultanan Deli, mulai datang nya orang Eropah, khusus Belanda di Sumatera Utara.

Di Fase ini juga berdatangan migran migran dari India Selatan- dari Kalingga, Cholla, Palawa, Pandawa, Malayalam dan lain lain.

Fase-3 :

Dari tahun 1800-an sampai 1945.

Periode Kolonialisme, Perjuangan Kemerdekaan.

Fase ke-4 :

Dari 1945 sampai sekarang.

Keadaan Sosial Politik, Ekonomi Karo.

Perlakuan tidak adil terhadap Bangsa Karo oleh Orde Baru.

Karo menjadi Anak Tiri di Negeri ini sampai hari ini.

Infrastrukur  lewat dari samping dan pergi ke daerah lain.

Keadaan pertanian terlantar- baik dari harga hasil bumi maupun lain lainnya.

Ketidak adanya infrastruktur yang memadai terlantarkan sektor Pariwisata.

Pendidikan amburadul, di hilangkannya pengajaran Aksara Karo di sekolah sekolah di Karo.

Di sini perlu juga kita secara Jujur pelajari Kiprah Petinggi Petinggi Karo selama ini.

Terakhir: Karo bukan Batak.

Harus tegas kita soal ini. 

Tidak boleh ada Dualisme.

Hari ini bahkan ada movement di antara kaum Toba- bahwa Toba bukan Batak.

Demikian juga oleh suku PakPak.

Justru saya heran mengapa masih ada diantara kita yang getol bertahan bahwa Karo itu rumpun Batak.

Tanpa mengerti apa itu arti kata " Rumpun" !!!

Jadi perlu sekali lagi kita tegaskan:

Karo Bukan Batak!

Demikian sedikit masukan dari saya untuk perhatian kam Cendekiawan kami.

Semoga tugas berat yang kam emban akan diberkati Tuhan Mahakuasa. Amin

  • Penulis adalah Tokoh Masyarakat Karo sekaligus Pendiri Karo Foundation.



Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment