GEGAS.CO || RUPAT - Mapala Suluh FKIP Universitas Riau (UNRI) gandeng Kelompok Tani Hutan (KTH) Maju Bersama Kelurahan Tanjung Kapal, Kecamatan Rupat, menanam 500 bibit kopi liberika di lahan gambut.

 Inisiatif ini merupakan langkah nyata peralihan komoditas dari kelapa sawit menuju tanaman kopi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Kegiatan penanaman dilakukan di kebun percontohan seluas satu hektare, tepatnya di sela-sela tanaman kelapa sawit berusia sekitar 15 tahun. Model ini memungkinkan kelapa sawit menjadi pelindung alami bagi kopi liberika, sekaligus menyiapkan komoditas pengganti ketika sawit memasuki usia tidak produktif.

Hadir dalam kegiatan tersebut sejumlah pihak, termasuk Pemerintah Kelurahan Tanjung Kapal, Guru Besar Sosiologi FISIP UNRI Prof. Dr. Ashaluddin Jalil, WALHI Riau, Brimapa Sungkai, Pokja Percepatan Perhutanan Sosial Riau, dan mahasiswa Universitas Riau.

Prof. Ashaluddin menekankan pentingnya kopi liberika dalam menjaga kelestarian lahan gambut. “Liberika cocok dengan karakteristik gambut. Tidak rakus air, tidak merusak tata kelola hidrologi, serta tidak memicu deforestasi. Ini adalah langkah penting untuk pemulihan Pulau Rupat,” terangnya.

Ketua Mapala Suluh FKIP UNRI, Mimi Safitri, mengatakan program ini tidak hanya soal konservasi, tetapi juga membangun alternatif ekonomi bagi masyarakat.

“Ketika sawit sudah tak produktif, kopi liberika bisa jadi tumpuan baru yang sejalan dengan prinsip keadilan ekologis,” katanya.

Diharapkan program ini menjadi model agroforestry berkelanjutan di ekosistem gambut dan mendapat dukungan lebih luas, terutama dari pemerintah, untuk pengembangan kopi liberika sebagai komoditas unggulan yang ramah lingkungan. * (rls/Denny W)